• LinkedIn
  • Join Us on Google Plus!
  • Subcribe to Our RSS Feed

Jumat, 04 Maret 2022

BERIMAJINASI ITU PERLU?

Maret 04, 2022 // by Muda Banua // No comments

 "Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan" - Albert Einstein

Photo by Bekky Bekks on Unsplash

Indonesia dianugerahi bonus demografi hingga tahun 2030 mendatang. Sebuah kondisi dimana komposisi generasi Y dan Z (milenial) mencapai 35% dari total populasi penduduk. Tentu menjadi bonus jikalau 35% tersebut mampu berdaya dan kontributif untuk bangsa. Namun, menjadi bencana jika hal yang diharapkan justru sebaliknya.

Korea Selatan, Jepang, hingga Jerman merupakan negara yang berhasil menjadikan bonus demografi sebagai "momentum bonus". Mereka menjadi negara yang dikenal maju dengan capaian teknologi dan masyarakatnya yang modern. 

Tahun 2020, Badan Pusat Statistik merilis hasil sensus penduduk yang menggambarkan bahwa Indonesia "kebanjiran" generasi muda. Meskipun persebarannya tidak merata, namun aksesibilitas mulai menuju potensi keadilan informasi dari berbagai jejaring internet maupun media sosial.

Tuhan memberikan manusia sebuah hadiah yang menjadikannya sebagai makhluk yang istimewa. Hadiah tersebut adalah "otak". Otak memiliki kecanggihan untuk memikirkan banyak ide kreatif hingga ide gila serta melewati batas-batas manusia dalam bermimpi. Bahkan, salah satu hal fundamental yang membedakan manusian dengan makhluk lainnya terletak pada kemampuan berimajinasi. Albert Einstein mengatakan bahwa "Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan".

Teman-teman mari kita belajar dari Leonardo Da Vinci yang pada tahun 1483 menggambarkan sebuah pesawat terbang yang mampu melayang. Pada masa itu dia menyebutnya sebagai sekrup udara. Gambar itu pula yang kemudian menginspirasi Wright bersaudara untuk menciptakan pesawat terbang pertama di dunia yang berhasil terbang.

Selain itu, Jean Marc Cote pernah membuat ilustasi yang berjudul 'En L'An 2000" atau yang berarti di tahun 2000. Semula ilustrasinya hanya bertujuan untuk menghibur dimana diselipkan sebuah mesin pembersih rumah yang merupakan robot. Ternyata hal tersebut menjadi kenyataan karena saat ini banyak ditemukan alat pembersih yang menggunakan tenaga mesin bahkan robot.

Imajinasi adalah "barang mahal" yang dimiliki manusia. Elon Musk bahkan berujar bahwa pada suatu hari nanti manusia dapat bepergian keluar angkasa. Tentu hal tersebut juga bisa saja terjadi pada tahun-tahun berikutnya.

Lantas, mengapa kita masih sering takut berimajinasi?

Perasaan khawatir dan rasa takut merupakan faktor utama yang menjadikan diri kita sulit untuk bermimpi atau mengimajinasikan sesuatu. Stoikisme memberikan pesan pada kita bahwa hal-hal yang berada di luar kendali tidak perlu dikhawatirkan, kita diajak untuk fokus hanya kepada apa yang ada dibawah kendali kita.

Hidup di era serba cepat menciptakan manusia-manusia yang cepat dalam berfikir dan bertindak pula. Bahkan hari ini kita seolah-seolah dikejar oleh segala bentuk perubahan.

Mau tidak mau, suka tidak suka. Perubahan selalu ada di depan mata, bahkan tidak ada satu pun di dunia ini yang tidak berubah, kecuali perubahan itu sendiri. Anak muda perlu berimajinasi sembari mengimplementasikan mimpi-mimpinya untuk bisa mensukseskan bonus demografi.

Ingatlah bahwa berimajinasi merupakan kekayakan yang mewah bagi generasi kita. (Wawan Prasetyo)

Senin, 17 Januari 2022

SETIAP ANAK MUDA PERLU MENGHABISKAN JATAH GAGAL

Januari 17, 2022 // by Muda Banua // 1 comment



"Apa yang kamu dapatkan di masa mendatang akan sangat bergantung dengan apa yang kamu lakukan hari ini"

Photo by Unsplash

Tahun baru waktunya beresolusi. Membuat berbagai rencana dan harapan yang ingin direalisasikan. Kita sebagai anak muda larut dalam euforia ini dengan cara menuliskan dan meng-aminkannya.

Manusia pada dasarnya memiliki sifat yang senang mengapresiasi pencapaian yang biasanya berbentuk keberhasilan maupun kesuksesan. Kita juga harus mengakui bahwa kita adalah makhluk yang terkadang "haus" akan pujian ketika berhasil mengerjakan sesuatu. Kita juga senang dihadiahi ketika mencapai suatu target hingga melakukan selebrasi seremonial ketika merayakan suatu keberhasilan.

Tentu saja setiap orang berhak merayakan keberhasilan. Tetapi kita harus ingat bahwa dalam hidup seringkali banyak hal-hal yang tidak terduga justru terjadi. Katakanlah kegagalan. Jika keberhasilan kita sambut dengan meriah, maka kegagalan juga berhak disadari sebagai bagian dari pelajaran yang mungkin bisa saja kita berikan "panggung" untuk merayakan kegagalan.

Saya percaya bahwa setiap dari kita dilahirkan dengan jatah gagalnya masing-masing. Ilmuwan dunia Thomas A. Edison menggambarkan jatah gagalnya sebagai berikut: "I have not failed 10.000 times. I have not failed once. I have succeeded in proving that those 10.000 ways will not work. When I have eliminated the ways that will not work, I will find the way that will work."

Di kisah yang lain juga diceritakan bahwa pendiri Apple, Steve Jobs pernah dipecat dari perusahan yang ia bangun hingga kembali lagi beberapa tahun setelahnya dan menciptakan berbagai inovasi yang mengubah dunia. Kisah J.K. Rowling juga sangat menginspirasi, bagaimana tidak penulis buku fenomenal Harri Potter tersebut sempat ditolak puluhan hingga ratusan penerbit sebelum akhirnya buku tersebut menjelma sebagai salah satu buku terlaris sepanjang masa.

Lantas bagaimana caranya kita sebagai anak muda menghabiskan jatah gagal?

Pertama, ketika kita mendapatkan kesempatan untuk melakukan sesuatu, maka take it!

Memang banyak dari kita yang takut untuk mencoba, padahal sebenarnya ketakutan tersebut hanya berputar-putar di kepala kita dan tidak sungguh menjadi kenyataan. Kita seringkali memikirkan kemungkinan-kemungkinan gagal sehingga membuat kita gagal bahkan sebelum memulai "perang".

Kedua, kita perlu menjadi individu yang haus akan ilmu. Hal tersebut mendorong kita menjadi orang yang memiliki minat untuk selalu belajar dan menerima bahwa kita hanyalah manusia yang memiliki banyak celah. Sehingga kita akan lebih arif dan bijaksana ketika menerima kegagalan, sebab kita menganggapnya sebagai bagian dari proses pembelajaran dalam hidup. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.

Ketiga, jika kesempatan adalah salah satu agenda untuk mengetahui seberapa banyak jatah gagal kita. Maka sering-seringlah mengambil lebih banyak kesempatan untuk mengetahuinya.

Kegagalan adalah bagian dari pelajaran yang tidak ada satupun manusia yang mampu menghindarinya. Kita harus yakin bahwa kegagalan adalah bagian dari perjalanan hidup. Setiap orang memiliki lintasan pacunya masing-masing, sehingga kita hanya perlu berlari dan mengukur batas kemampuan diri.

Menghabiskan jatah gagal tentu memerlukan pertimbangan.

1) Ambil kesempatan yang possible untuk dilakukan, artinya berada dalam jangkauan.

2) Jadilah pribadi yang willingness to learn

3) Perbanyak silaturahim dan menjalin koneksi dengan orang lain

Mumpung masih muda, sudah waktunya ambil bagian untuk lebih banyak "mencicipi" kemungkinan rasa gagal. Tentu saja memiliki resolusi adalah sesuatu yang esensial dan bermakna jika kita percaya bahwa menerima kegagalan yang mungkin saja hadir tanpa aba-aba adalah suatu keniscayaan. (@wawprasetyo)

Salam Pemuda Indonesia. Mari Belajar dan Berkontribusi!


Rabu, 05 Januari 2022

BANJIR DAN LINGKUNGAN HIDUP

Januari 05, 2022 // by Muda Banua // No comments



Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan organisme dalam melangsungkan kehidupannya. Rangkaian upaya telah dilakukan untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Pendidikan lingkungan hidup memiliki peranan vital sebagai faktor penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang bertanggungjawab mengimplementasikan prinsip pembangunan berkelanjutan. Pendidikan lingkungan menjadi upaya solutif dalam rangka menemukan pemecahan dan pencegahan timbulnya masalah lingkungan. Salah satu masalah yang kemudian sering terjadi khususnya adalah banjir.

Banjir merupakan bencana alam yang rentan terjadi setiap hadirnya musim penghujan. Tentu bencana banjir menyebabkan beberapa kerugian secara materil berupa harta benda hingga memakan korban jiwa. Sehingga perlu dilakukan upaya berupa mitigas banjir berbasis data yang diperoleh dari hasil kajian tentang daerah yang rentan dan memiliki risiko tinggi terhadap banjir. Salah satu banjir yang terbesar tepat terjadi satu tahun yang lalu melanda wilayah Kalimantan Selatan.

Banjir Kalimantan Selatan 2021 merupakan bencana banjir yang secara meluas terjadi di beberapa wilayah kabupaten/ kota mulai dari Banjarmasin, Tanah Laut, Banjar, Tapin, Banjarbaru, Hulu Sungai Tengah, Balangan, Hulu Sungai Selatan hingga Hulu Sungai Utara. Hampir seluruh wilayah di provinsi tersebut digenang banjir yang cukup parah. Bahkan menurut catatan sejarah merupakan salah satu yang terparah dalam kurun waktu lebih kurang 50 tahun.

Curah hujan yang tinggi diduga sebagai penyebab utama banjir Kalimantan Selatan, selain itu juga adanya indikasi kerusakan ekosistem lingkungan hidup. Hal tersebut menjadi poin-poin diskusi beberapa pihak untuk kemudian dapat melakukan langkah-langkah yang strategis guna memitigasi bencana tersebut mulai dari reboisasi yang dilakukan secara rutin, tanggung jawab terhadap pengawasan kegiatan industri hingga memberikan edukasi kepada masyarakat sebagai upaya menanamkan semangat pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Manusia hidup bersama dengan makhluk hidup lainnya sehingga menjadi sebuah tanggung jawab bersama untuk menjadi kelestarian demi keberlangsungan hidup. Seperti sebuah peribahasa "tidak ada asap tanpa adanya api", seperti itu pula bencana alam banjir.

Kurangi hasrat untuk saling menyalahkan, tingkatkan kepekaan untuk saling mengambil peran. (Nor Zakia Rahma)

Minggu, 21 November 2021

Rabu, 20 Oktober 2021

LEBIH DEKAT DAN MENGENAL INDEKS PEMBANGUNAN PEMUDA INDONESIA

Oktober 20, 2021 // by Muda Banua // No comments

Semasa duduk di bangku perkuliahan, sering menggema kata agent of change di berbagai momen dan tongkrongan. Kenapa kemudian gelar tersebut disematkan kepada anak muda yang notabene belum kenyang asam garam hidup dan masih sempit “tambang pengalamannya”.

Hingga pada suatu hari mendengar bonus demografi dan Indonesia Emas 2045. Singkatnya bonus demografi ini adalah masa dimana Indonesia diberikan keberlimpahan sumber daya manusia produktif, sedangkan Indonesia Emas 2045 merupakan momentum 100 tahun kemerdekaan bangsa yang biasanya dengan usia itu, negara-negara mulai mapan dan maju.

Lantas kemudian, apa hubungannya dengan anak muda?

Mari kita berkenalan dengan Indeks Pembangunan Pemuda. Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) secara sederhana didefinisikan sebagai nilai kumulatif dari “mata kuliah” seputar kepemudaan. Sederhananya, semakin tinggi domain dan indikator yang dituntaskan anak muda, maka akan semakin tinggi pula capaian “IPK kuliahnya”.

Sumber: Laporan IPP 2019

Grafik tersebut dilansir dari Laporan IPP 2019 yang mana menunjukkan capaian IPP dari lima domain. Domain yang diukur dalam IPP yaitu mulai dari Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraan, Lapangan dan Kesempatan Kerja, Partisipasi dan Kepemimpinan serta Gender dan Diskriminasi. Domain ini lah yang saya sederhanakan sebagai “mata kuliah” yang dikerjakan bukan hanya sebagai individu, tetapi perlu dikerjakan secara gotong royong dengan penuh tanggung jawab dan komitmen.

Indeks Pembangunan Pemuda disusun dari tiga lapisan domain pembangunan pemuda mulai dari pembangunan individu, pembangunan penghidupan dan kesejahteraan serta partisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.

Sumber: Laporan IPP 2019

Lapisan diatas menjadi fokus kita sebagai anak muda agar kemudian mengerti betul “kolam” mana yang perlu “direnangi” atau bahkan “diselami”. Kita mesti beruntung hari ini mengeyam pendidikan berarti sedang membangun lapisan individu agar matang dalam aspek pendidikan hingga mampu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Ketika lapisan tersebut sudah dibangun, kita bisa meloncat ke “kolam” berikutnya untuk menciptakan lapangan dan kesempatan kerja hingga akhirnya melibatkan diri dalam berbagai bidang kehidupan.

Supaya kita anak muda mengenal “mata kuliah” yang ada dalam IPP. Yuk kita kenalan sama domain dan indikator penyusunnya.

1. Pendidikan

  • Rata-rata lama sekolah
  • APK sekolah menengah
  • APK perguruan tinggi

2. Kesehatan dan Kesejahteraan

  • Angka kesakitan pemuda
  • Persentase pemuda korban kejahatan
  • Persentase pemuda yang merokok
  • Persentase remaja perempuan yang sedang hamil

3. Lapangan dan Kesempatan Kerja

  • Persentase pemuda wirausaha kerah putih
  • Tingkat pengangguran terbuka Pemuda

4. Partisipasi dan Kepemimpinan

  • Persentase pemuda yang mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan
  • Persentase pemuda yang aktif dalam organisasi
  • Persentase pemuda yang menyampaikan saran/ pendapat dalam rapat

5. Gender dan Diskriminasi

  • Angka perkawinan usia anak
  • Persentase pemuda perempuan yang sedang menempuh pendidikan di sekolah menengah dan perguruan tinggi
  • Persentase pemuda perempuan yang bekerja di sektor formal

Bonus demografi dan Indonesia Emas 2045 adalah keniscayaan jika kita anak muda hari ini berkomitmen untuk terus berbenah dan membangun diri. Kita sudah mengenal “mata kuliahnya”. Optimalkan potensi mulai dari diri sendiri, dari yang paling mudah dan mulai dari sekarang. Salam Pemuda Indonesia! Salam Bakti Untuk Bangsa! (@wawprasetyo)



Jumat, 08 Oktober 2021

ANAK MUDA, SUDAH SEJAUH MANA PARTISIPASIMU?

Oktober 08, 2021 // by Muda Banua // No comments

 “Beri aku 100 orang tua, niscaya aku cabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” — Bung Karno

Berdasarkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan disebutkan bahwa anak muda berusia rentang 16–30 tahun.

Sebagai anak muda kekinian, kita tentu sangat familiar dengan berbagai kegiatan yang kita ikuti hingga kita suguhkan. Bagi saya, banyak pertanyaan yang belum terjawab seperti apakah partisipasi saya sudah tepat sasaran? efektif? kontributif hingga bermakna?

Finally, saya menemukan jawaban itu dari Pak Roger Hart yang mencetuskan Ladder of Youth Participation, yaitu karya yang memberikan gambaran bagaimana kemudian anak muda dapat berpartisipasi untuk gerakan kepemudaan. Karya ini juga berkaitan dengan Meaningful Youth Participation yaitu sebuah upaya agar anak muda berpartisipasi secara bermakna dalam kegiatan yang dikolaborasikan dengan orang dewasa.

Berikut derajat partisipasi dalam Ladder of Participation yang dicetuskan oleh Roger Hart beserta ringkasannya:

Ladder of Youth Participation (Roger Hart, 1992)

Anak tangga 8: Diprakarsai anak muda, Kegiatannya diinisiasi oleh anak muda namun keputusan ditentukan bersama orang dewasa. Biasanya kegiatannya memberdayakan anak muda untuk mengakses dan belajar dari pengalaman hidup orang dewasa. Disana mereka dapat melihat bagaimana proses belajar dan memperoleh keahlian dari orang dewasa.

Anak Tangga 7: Diprakarsai anak muda dan diarahkan, Kegiatannya direncanakan dan diarahkan oleh anak muda. Dalam hal ini orang dewasa hanya berperan memberikan dukungan.

Anak Tangga 6: Diprakarsai orang dewasa dan anak muda, Pada dasarnya program diprakarsai oleh orang dewasa, tetapi anak muda dapat ambil bagian untuk mengambil keputusan bersama.

Anak Tangga 5: Anak muda dikonsultasikan dan diinformasikan, Program diprakarsai oleh orang dewasa, namun dalam hal ini saran dari anak muda menjadi bahan pertimbangan sebagai penentuan hasil keputusan yang dibuat oleh orang dewasa.

Anak Tangga 4: Ditugaskan tetapi diinformasikan, Anak muda diberikan penugasan dan diinformasikan mengenai peran apa yang mereka jalankan dan bagaimana mereka menjalankannya.

Anak Tangga 3: Tokenisme, Anak muda sebenarnya diberikan wadah untuk menyampaikan aspirasi, tetapi pada kenyataannya aspirasi tersebut tidak akan didengarkan apalagi dijadikan bahan pertimbangan.

Anak Tangga 2: Dekorasi, Anak muda hanya dijadikan sebagai penggembira dalam upaya mendukung dan membantu kegiatan yang dilaksanakan oleh orang dewasa.

Anak Tangga 1: Manipulasi, Orang dewasa merancang program seolah-olah kegiatannya untuk dan dari anak muda. Padahal sebesarnya anak muda tidak mengerti apa program yang berlangsung dan apa tujuannya.

Tentu ini menjadi tolak ukur kita sebagai anak muda agar semakin bersemangat meningkatkan partisipasi kita. Bukan hanya partisipasi sekedar hadir dan presensi. Tapi menciptakan partisipasi yang kontributif, bermakna dan berkelanjutan! (@wawprasetyo)

Salam Anak Pemuda Indonesia.

Selasa, 21 September 2021

PENINGKATAN TARAF PENDAPATAN DARI PANGANAN KERUPUK IKAN

September 21, 2021 // by Muda Banua // No comments

    Salah satu upaya dalam meningkatkan taraf kehidupan suatu masyarakat adalah dengan memberdayakan masyarakat tersebut. Sebagai contoh pemberdayaan masyarakat yaitu yang terdapat di Desa Beringin Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala yang mengangkat potensi dari hasil tambak pembesaran ikan air tawar milik masyarakat menjadi produk olahan berbahan dasar ikan. Produk olahan warga tersebut adalah nugget ikan patin namun karena permintaan pasar yang menurun dan kurangnya relasi dalam melakukan pemasaran akibatnya usaha pembuatan nugget tersebut berupaya memutar otak kembali dalam mengolah olahan ikan patin tersebut dengan membuat kerupuk.

    Pemberdayaan masyarakat bertujuan agar masyarakat di wilayah atau daerah tersebut dapat meningkatkan keahlian dan keterampilannya dengan harapan masyarakat daerah tersebut mendapatkan pendapatan atau keuntungan dari hasil pemberdayaan tersebut sehingga diasumsikan taraf kehidupan dapat menjadi meningkat lagi. Salah satu contoh pemberdayaan tersebut dengan melakukan pelatihan dalam pengolahan produk turunan dari ikan patin yang dilakukan warga Desa Beringin yaitu kerupuk.

    Berangkat dari potensi ikan air tawar yang banyak di tambak pembesaran ikan milik kelompok warga yang seringkali ketika menjual harga jual ikan tersebut di pasar tidak sesuai dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam hal ini bibit ikan, pakan serta perawatan hal tersebutlah yang mendorong keinginan masyarakat untuk mengolah ikan segar air tawar tersebut menjadi olahan yang dapat meningkatkan harga jual lebih baik dibandingkan dengan dijual segar. Olahan pertama yang dibuat oleh warga khususnya kelompok ibu-ibu desa Beringin adalah nugget ikan patin, olahan tersebut pada awalnya mendapatkan pembeli dari sekolah GIBS (Global Islamic Boarding School) untuk menjadi suplai pasokan makanan di kantin sekolah tersebut, namun ketika terjadinya peralihan kondisi sistem pembelajaran yang dialihkan ke online atau daring yang diakibatkan adanya pandemi covid-19, permintaan olahan nugget tersebut menjadi terhenti, akibat permasalahan tersebut akhirnya menyebabkan tergeraknya ide dari warga untuk mengolah kembali ikan patin tersebut menjadi kerupuk.

    Alasan warga disana memilih mengolah ikan patin menjadi kerupuk salah satunya karena daya tahan lama produknya yang lebih lama dibandingkan nugget, pangsa pasar akan kerupuk juga sangat banyak karena kebiasaan hampir seluruh lapisan masyarakat baik laki-laki maupun perempuan, tua atau dewasa, hingga dari masyarakat ekonomi bawah hingga ke atas sangat menyukainya. Sehingga dengan banyaknya peluang yang terlihat dari kerupuk tersebut membuat warga desa tersebut semakin bersemangat dalam mengolah ikan patin menjadi kerupuk. Panganan kerupuk sendiri juga cocok dijadikan sebagai camilan (snack) maupun pelengkap dalam suatu makanan misalnya nasi goreng.

    Kerupuk berbahan utama dari ikan patin ini menjadi harapan warga untuk upaya meningkatkan pendapatan warga desa tersebut, kelebihan dari kerupuk ini salah satunya mengandung protein hewani yang bagus karena berasal dari ikan selain kandungan protein banyak juga terdapat vitamin dan sebagainya. Sejatinya kerupuk bukanlah sebagai makanan utama namun perlu juga diperhatikan kandungan yang terdapat dari kerupuk agar dengan konsumsi kerupuk dapat pula mempunyai nilai gizi walaupun tidak sebanyak makanan olahan lainnya. Selain itu kerupuk ini bisa didapatkan dalam bentuk belum digoreng dapat pula didapatkan dalam produk kerupuk yang sudah digoreng. Dengan banyaknya kelebihan yang akan didapatkan masyarakat dalam pengolahan kerupuk ikan patin ini terutama pangsa pasar yang sangat luas bahkan keluar provinsi, pulau hingga keluar negeri sehingga penjualan kerupuk ini diharapkan dapat meningkatkan taraf penghasilan atau pendapatan warga desa tersebut apalagi dikala masa pandemi ini. (Samsudin)