• LinkedIn
  • Join Us on Google Plus!
  • Subcribe to Our RSS Feed

Minggu, 07 Maret 2021

ANAK MUDA INDONESIA, TEMUKAN INTENSIMU!

Maret 07, 2021 // by Muda Banua // No comments

"Kalian pemuda kalau tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya peternak diri" (Pramoedya Ananta Toer)

Siapa yang tidak mengenal negara Korea Selatan dan Jepang? Keduanya merupakan negara yang sukses menjadikan bonus demografi sebagai anugerah. Lihatlah keduanya hari ini menjadi negara yang memiliki kemajuan dari segi ilmu pengetahuan, teknologi hingga budaya. Jika mendengar merek peralatan elektronik hingga kendaraan, tentu negara Jepang yang muncul di kepala. Karyanya mampu bersaing dengan produk terkemuka Amerika hingga Eropa. K-Pop dan Drakor juga mendapatkan tempat istimewa bagi penggemarnya di Indonesia dan seluruh dunia. Jepang dan Korea Selatan perlu kita jadikan panutan dalam rangka menyambut bonus demografi.

Badan Pusat Statistik baru-baru ini merilis Hasil Sensus Penduduk 2020 yang mana menunjukkan jumlah penduduk usia produktif (15–64 tahun) mencapai angka 70,72%. Angka yang besar dan mengandung potensi kemajuan apabila mampu dioptimalkan. Ditambah lagi Indonesia memiliki komposisi penduduk milenial (24–39 tahun) sebesar 25,87% atau 1 dari 4 penduduk Indonesia merupakan generasi milenial! Jika secara kolektif dijumlahkan dengan Gen Z (8–23 tahun) persentasenya mencapai 53,81%! “Pasukan” yang mampu menerobos berbagai pintu-pintu kesuksesan dalam upaya menyambut bonus demografi.

Generasi Muda
(Sumber: Unsplash.com)

Tetapi angka hanyalah angka. Bonus demografi seperti pedang bermata dua. Apabila penduduk usia produktif atau generasi muda kita tidak mendapatkan fasilitas yang mendukung sebagai upaya menyiapkan manusia yang unggul, maka bonus demografi menjadi bencana. Keberhasilannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, di pundak kita ada tanggung jawab yang melekat.

Anak Muda hari ini harus lebih banyak “jemput bola”. Bukan hanya menunggu “umpan” dari pemerintah. Tetapi harus lebih banyak mengambil inisiatif dalam upaya mengembangkan kualitas diri. Fondasi awal bagi anak muda adalah menemukan atau menumbuhkan intensi yang dimiliki. Seorang ahli, Bandura (1986) menyatakan bahwa intensi merupakan suatu kebulatan tekad untuk melakukan aktivitas tertentu sebagai upaya menghasilkan keadaan tertentu di masa mendatang. Intensi merupakan faktor motivasi yang mampu mempengaruhi perilaku individu. Kerja keras individu dalam mencoba atau mempelajari hal baru merupakan indikator dari sebuah intensi.

Anak Muda hari ini hidup dalam abundance era, yaitu era keberlimpahan terutama dalam akses informasi. Banyak sekali kita temukan informasi-informasi di meja-meja digital yang dapat dimanfaatkan dalam upaya pengembangan diri.

Hari ini kita hidup di era yang serba cepat. Menuntut setiap dari kita harus cepat berpikir dan tepat bertindak. Jangan sampai hal tersebut menjadi alasan untuk tidak mengambil peran lebih banyak dan lebih luas dalam upaya mensukseskan bonus demografi. Bonus demografi sudah ada di depan mata, kita juga semakin hari semakin dikejar perubahan. Bayangkan jika kita tidak berlari, berlari dalam arti meningkatkan kualitas diri dengan pengetahuan dan keterampilan.

Anak Muda, kita adalah kumpulan-kumpulan semangat yang berkolektif dalam satu wilayah geografis dan satu nasionalisme Indonesia. Menjadikan bonus demografi sebagai hadiah dirgahayu 100 tahun kemerdekaaan Indonesia pada tahun 2045 adalah kado terindah untuk bangsa ini. Kita mulai dengan kebulatan tekad menumbuhkan intensi dalam setiap bidang yang kita gemari, yang sekiranya mampu meningkatkan kualitas diri.

Pak Gita Wirjawan berutopia dangdut Indonesia akan mendunia dengan semangat “Dangtutisasi”. Kita juga harus berutopia. Kalau hari ini keberhasilan bonus demografi Korea Selatan dan Jepang adalah hal yang menjadi panutan buat kita. Maka setelah tahun 2045, lebih banyak anak muda Indonesia yang mendunia. Semakin banyak “Gojek-Gojek” lain dan karya anak bangsa yang mendunia. Sutradara dan pemain film Indonesia memenangi Oscar, Ilmuwan Indonesia meraih nobel, insan muda Hatta yang berkoperasi menjadi cooperator dunia. Dan tentu kita anak muda Indonesia menjadi kebanggaan dan mendapat gelar “pahlawan bonus demografi”. Kita bangun fondasinya: kebulatan tekad, intensi. (Wawan Prasetyo)

0 komentar:

Posting Komentar