• LinkedIn
  • Join Us on Google Plus!
  • Subcribe to Our RSS Feed

Rabu, 28 April 2021

PENTINGNYA MEMBANGUN KOMITMEN DIRI UNTUK KEMAJUAN ORGANISASI

April 28, 2021 // by Muda Banua // No comments

“Tantangan terbesar dan tersulit adalah membangun komitmen” — Zulfikar Alimuddin

Kalimat diatas menjadi cambukan bagi saya dan mungkin temen-temen semua yang berkarya di organisasi masing-masing. Saya selalu mengira bahwa tantangan terbesar adalah kondisi eksternal, perubahan zaman, semakin canggihnya teknologi dan semakin tergerusnya moral homo sapiens.

Namun jauh sebelum membangun komitmen bersama dalam kolektif yang lebih luas. Ada baiknya mem-fardhukifayah-kan pembangunan komitmen dalam diri.

Jika sebuah organisasi adalah hutan. Sudah dapat dipastikan bahwa pengisinya dari berbagai macam spesies dan karakter yang variatif. Mulai dari karakter paling berwibawa, kuat, berani, lucu hingga egois. Setiap manusia sejatinya mempunyai karakter yang terakhir disebutkan.

Kita kembali kepada “pembangunan komitmen diri”. Pertama, ketika memutuskan untuk bergabung dalam ekosistem hutan maka kita harus belajar dari air. Air akan selalu mengikuti bentuk wadah yang ia tumpangi. Berbentuk ember saat dimasukkan ke ember, berbentuk gelas saat dituangkan ke gelas. Artinya, kita harus menyesuaikan diri dan tentu menumbuhkan sikap saling menghargai. Sejalan dengan pendapat Dale Carnegie bahwa “kita semua disatukan dengan sebuah keinginan: untuk dihargai oleh orang lain.”

Kedua, sebelum berkolektif dengan manusia lain. Kita harus membawa remote control yang mana sewaktu-waktu berfungsi untuk meng-on/off-kan egoisme kita. Sudah menjadi sarapan ketika dinamika organisasi dapat mendorong terciptanya penyudutan pendapat A maupun pendapat B. Disinilah pentingnya menahan egoisme, karena perjuangan terbesar kita adalah egoisme, faktor terbesar yang menghalangi persahabatan.

Ketiga, sebelum memutuskan “berlayar” dengan orang lain. Kita harus berorientasi kepada kemanusiaan atau kemaslahatan bersama. Sesuai dengan tujuan koperasi untuk kesejahteraan bersama dan seperti yang diajarkan dalam agama bahwa manusia yang paling baik adalah ia yang bermanfaat untuk manusia lainnya. Lantas apa bahayanya jika kita hanya berfokus pada diri sendiri?

Dengan tegas Carnegie dan Adler menyatakan bahwa:

“Para individu yang tidak tertarik dengan sesama manusialah yang mengalami kesulitan terbesar di dalam hidup” — Dale Carnegie

“Sebuah kehidupan yang berpusat pada diri sendiri adalah kehidupan yang paling bermasalah” — Adler

Membangun komitmen dalam sebuah organisasi adalah tantangan besar. Namun, kiranya tidak lebih besar dari membangun komitmen diri. David Shaner dalam bukunya The Seven Arts of Change menuliskan bahwa “sebelum perubahan organisasi bisa sukses, perubahan tersebut pertama-tama harus terjadi di level spiritual orang-orang di dalam organisasi tersebut.”

Membangun komitmen = memantapkan level spiritual.

Ketika komitmen diri sudah terbentuk. Komitmen kolektif dalam sebuah organisasi mulai dibangun dengan semangat perubahan. Mudah-mudahan tumbuh rasa saling menghormati. (Wawan Prasetyo)

0 komentar:

Posting Komentar