• LinkedIn
  • Join Us on Google Plus!
  • Subcribe to Our RSS Feed

Senin, 17 Januari 2022

SETIAP ANAK MUDA PERLU MENGHABISKAN JATAH GAGAL

Januari 17, 2022 // by Muda Banua // 1 comment



"Apa yang kamu dapatkan di masa mendatang akan sangat bergantung dengan apa yang kamu lakukan hari ini"

Photo by Unsplash

Tahun baru waktunya beresolusi. Membuat berbagai rencana dan harapan yang ingin direalisasikan. Kita sebagai anak muda larut dalam euforia ini dengan cara menuliskan dan meng-aminkannya.

Manusia pada dasarnya memiliki sifat yang senang mengapresiasi pencapaian yang biasanya berbentuk keberhasilan maupun kesuksesan. Kita juga harus mengakui bahwa kita adalah makhluk yang terkadang "haus" akan pujian ketika berhasil mengerjakan sesuatu. Kita juga senang dihadiahi ketika mencapai suatu target hingga melakukan selebrasi seremonial ketika merayakan suatu keberhasilan.

Tentu saja setiap orang berhak merayakan keberhasilan. Tetapi kita harus ingat bahwa dalam hidup seringkali banyak hal-hal yang tidak terduga justru terjadi. Katakanlah kegagalan. Jika keberhasilan kita sambut dengan meriah, maka kegagalan juga berhak disadari sebagai bagian dari pelajaran yang mungkin bisa saja kita berikan "panggung" untuk merayakan kegagalan.

Saya percaya bahwa setiap dari kita dilahirkan dengan jatah gagalnya masing-masing. Ilmuwan dunia Thomas A. Edison menggambarkan jatah gagalnya sebagai berikut: "I have not failed 10.000 times. I have not failed once. I have succeeded in proving that those 10.000 ways will not work. When I have eliminated the ways that will not work, I will find the way that will work."

Di kisah yang lain juga diceritakan bahwa pendiri Apple, Steve Jobs pernah dipecat dari perusahan yang ia bangun hingga kembali lagi beberapa tahun setelahnya dan menciptakan berbagai inovasi yang mengubah dunia. Kisah J.K. Rowling juga sangat menginspirasi, bagaimana tidak penulis buku fenomenal Harri Potter tersebut sempat ditolak puluhan hingga ratusan penerbit sebelum akhirnya buku tersebut menjelma sebagai salah satu buku terlaris sepanjang masa.

Lantas bagaimana caranya kita sebagai anak muda menghabiskan jatah gagal?

Pertama, ketika kita mendapatkan kesempatan untuk melakukan sesuatu, maka take it!

Memang banyak dari kita yang takut untuk mencoba, padahal sebenarnya ketakutan tersebut hanya berputar-putar di kepala kita dan tidak sungguh menjadi kenyataan. Kita seringkali memikirkan kemungkinan-kemungkinan gagal sehingga membuat kita gagal bahkan sebelum memulai "perang".

Kedua, kita perlu menjadi individu yang haus akan ilmu. Hal tersebut mendorong kita menjadi orang yang memiliki minat untuk selalu belajar dan menerima bahwa kita hanyalah manusia yang memiliki banyak celah. Sehingga kita akan lebih arif dan bijaksana ketika menerima kegagalan, sebab kita menganggapnya sebagai bagian dari proses pembelajaran dalam hidup. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.

Ketiga, jika kesempatan adalah salah satu agenda untuk mengetahui seberapa banyak jatah gagal kita. Maka sering-seringlah mengambil lebih banyak kesempatan untuk mengetahuinya.

Kegagalan adalah bagian dari pelajaran yang tidak ada satupun manusia yang mampu menghindarinya. Kita harus yakin bahwa kegagalan adalah bagian dari perjalanan hidup. Setiap orang memiliki lintasan pacunya masing-masing, sehingga kita hanya perlu berlari dan mengukur batas kemampuan diri.

Menghabiskan jatah gagal tentu memerlukan pertimbangan.

1) Ambil kesempatan yang possible untuk dilakukan, artinya berada dalam jangkauan.

2) Jadilah pribadi yang willingness to learn

3) Perbanyak silaturahim dan menjalin koneksi dengan orang lain

Mumpung masih muda, sudah waktunya ambil bagian untuk lebih banyak "mencicipi" kemungkinan rasa gagal. Tentu saja memiliki resolusi adalah sesuatu yang esensial dan bermakna jika kita percaya bahwa menerima kegagalan yang mungkin saja hadir tanpa aba-aba adalah suatu keniscayaan. (@wawprasetyo)

Salam Pemuda Indonesia. Mari Belajar dan Berkontribusi!


1 komentar: